SMK Kartini Rintis Mesin Berbahan Bakar Gas

Tak ingin hanya jadi penonton. Itulah tekad yang diusung oleh siswa SMK Kartini Batam. Meroketnya nama SMK di Solo yang berhasil membuat mobil dengan sumberdaya dalam negeri, memacu siswa SMK Kartini dengan mencoba mesin dengan bahan bakar elpiji.

“Kami terlecut oleh keberhasilan siswa SMK di Pulau Jawa yang berhasil membangun rintisan mobil nasional. Kami pun berusaha mengembangkan teknologi otomotif di sekolah ini. Impian kami, SMK Kartini dapat menjadi sekolah sentral teknologi otomotif,” kata Humas SMK Kartini, Joko Sumenang, kemarin.

Uji coba dilakukan pada mesin Toyota 4E yang umum digunakan pada sedan. Dalam uji coba yang dilakukan kemarin, sistem bahan bakar gas yang dibuat oleh Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Kartini itu menunjukkan gas lebih efisien dibanding bahan bakar minyak. Satu kilogram gas elpiji setara dengan dua liter premium.

Dengan efisiensi seperti itu, kata Joko, SMK Kartini turut membantu program konversi BBM ke gas yang digagas pemerintah pusat. “Apalagi saat ini subsidi BBM semakin dikurangi. Dengan harga gas yang lebih murah, ini akan sangat membantu masyarakat,” kata Joko.

Sementara itu, guru Otomotif SMK Kartini Defwarman mengungkapkan, selain efisien, bahan bakar gas juga bersih. “Gas buang BBG ini bersih, nantinya akan mengurangi polusi udara,” ungkapnya.

Meski menggunakan gas, mesin tetap membutuhkan bensin untuk menghidupkan kendaraan. Namun, kata Defwarman, penggunaan bensin tidak lama.

“Hanya tiga menit saat pertama kali dinyalakan di pagi hari dan 10 detik jika ingin menyalakan lagi setelah mesin berhenti,” kata Defwarman.

Defwarman menjelaskan, komponen yang memampukan mesin menggunakan gas sebagai bahan bakar adalah CPU untuk mengatur sistem, konverter gas, regulator, dan sensor MAP yang mengatur tekanan udara yang masuk ke dalam ruang bakar. “Semua ini dikerjakan oleh siswa sejak 10 hari lalu. Sering kali kami bersama bekerja dari pagi sampai malam,” kenang Defwarman.

Defwarman mengungkapkan, dalam dua minggu ke depan, mereka akan melakukan uji tempuh mesin berbahan bakar elpiji itu. Mereka akan membandingkan konsumsi BBG dan BBM saat menempuh jarak yang sama.

“Jika lulus uji, kami akan memikirkan rancangan tabung gas yang nantinya sesuai dengan kendaraan. Ini akan bekerja sama dengan jurusan lain di SMK Kartini” ungkap Defwarman.

Joko Sumenang berharap, usaha siswa SMK Kartini mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Batam. Salah satunya dengan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).

“Kami berharap warga Batam dapat beralih menggunakan bahan bakar gas. Namun, itu harus disertai adanya SPBG yang diusahakan pemerintah. Tanpa itu, usaha mengembangkan kendaraan berbahan bakar gas akan sia-sia,” ungkap Joko.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *