“Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika la syarika laka labbaik, Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka.”
aku datang memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah! aku datang memenuhi panggilan-Mu.
aku datang memenuhi panggilan-Mu, (Tuhan) yang tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu
Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kekuasaan adalah kepunyaan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.
Puji dan syukur ya Allah tahun ini hambamu bisa melaksanakan umrah ke baitullah makkah al muqaramah. Kalimat talbiyah tak henti-hentinya kami kumandangkan menjelang keberangkatan kami ke tanah suci madinah al munawarrah dan makkah al muqaramah.
Perjalanan kami dimulai dari pelabuhan internasional sekupang menuju singapore. Kami memang dijadwalkan berangkat menggunakan saudi airlines dari Changi Airport. Berangkat dari pelabuhan sekitar pukul 09.00 dan sampai sekitar jam 10 WIB (atau 11 waktu singapore). Dari harbourfront-singapore kami dijemput oleh agen zulindo yang ada disana, rombongan menggunakan 2 buah bus dan saya berada di bus yang pertama.
Sesampainya di Changi kami menunggu waktu keberangkatan yang rencananya berangkat jam 5 sore waktu singapore, tetapi ternyata saudi air mengalami delay yang cukup lama. Akhirnya jam 10 malam kami bisa diberangkatkan.
Kami transit terlebih dahulu sekitar 30 menit di Bandara Riyadh, dan melanjutkan perjalanan ke Bandara di Jeddah. Tiba di Jeddah sudah subuh hari. sekitar jam 04.30 kalo tidak salah. Perbedaan hawa/cuaca cukup terasa sekali saat kami keluar dari ruangan sejuk bandara, suhu di luar ruangan saat subuh hari sekitar 40-45 derajat Celcius. Kami melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu di musholla yang ada di luar kompleks bandara.
Kemudian perjalanan di lanjutkan dengan Bus ke Kota Suci Medinah yang berjarak sekitar 450 Km (5-6 jam perjalanan). Nuansa arab di waktu “subuh ” subhanallah membuat saya merinding dan menitikkan air mata. Inilah tanah para anbiya. Tanah yang dikiri kanan hanya berupa bukit batu dan pasir sejauh mata memandang. Inilah bukti kebesaran Allah dimana dari tanah berbatu dan berpasir ini, setiap tahunnya dilewati oleh para hamba Allah yang melaksanakan Haji dan Umrah. Tanah yang menjadi bukti akan ayat-ayat Allah dan bagi kaum yang berpikir. Supaya menjadi renungan dan menambah ketaqwaan.
Jika sedikit kita renungkan toch kenapa Allah tidak menurunkan para Anbiya itu di Indonesia misalnya yang banyak sumber daya Alam, pohon, air, binatang yang setiap saat bisa dijumpai. atau di tatar sunda dengan perangai manusianya yang ramah tamah misalnya.
Ternyata di balik itu semua ada rahmat, ketaatan , pelajaran dan kesabaran yang Allah hendak tunjukkan kepada manusia melalui AlQuran dan Perjalanan hidup rasulullah SAW di negeri berpasir dan berbatu ini.
Menyembulnya matahari pagi dari ufuk sebuah bukit berbatu menambah keindahan perjalanan kami menuju kota suci Medinah. Kalimat talbiyah saya kumandangkan diselingi linangan airmata, bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kami. Tidak ada restu jika Allah tidak perkenankan, dan saya tak akan sampai jika Allah tak meridhai hambanya ini. :ngiler2: