EVALUASI PASCA PELATIHAN BIDAN POSKESDES

EVALUASI PASCA PELATIHAN BIDAN POSKESDES DI KABUPATEN KATINGAN

Oleh kelompok III

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu kegiatan yang berperan langsung terhadap pengembangan pemberdayaan manusia adalah pelatihan. Pelatihan yang efektif akan menghasilkan tenaga kesehatan yang lebih bermutu, sehingga mampu melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, untuk dapat mewujudkan tersedianya sumber daya manusia Indonesia yang produktif.

Kegiatan evaluasi pelatihan merupakan bagian dari suatu pelatihan, yang berperan sebagai upaya untuk mengetahui seberapa besar manfaat pelatihan tersebut bagi individu, tim atau organisasi, dan juga sebagai sebuah rangkaian siklus yang dinamis dan berkesinambungan dalam memberikan umpan balik pada proses perbaikan dan penyempurnaan program pelatihan khususnya pengembangan sumber daya manusia kesehatan dalam arti luas.

Sehubungan dengan hal tersebut, kelompok kami melakukan kegiatan evaluasi pasca pelatihan bidan Poskesdes yang sudah pernah di  latih, untuk mengetahui dampak kinerja yang dihasilkan tenaga bidan bagi terwujudnya desa siaga.

B. TUJUAN

Tujuan Umum :

Memperoleh gambaran  dampak kinerja bidan Poskesdes yang sudah pernah dilatih terhadap pengembangan Desa Siaga

Tujuan Khusus :

  1. Mendapatkan gambaran kemampuan bidan Poskesdes dalam menjalankan tugas dan fungsinya
  2. Mendapatkan gambaran hambatan yang timbul dalam menjalankan tugas dan fungsi bidan Poskesdes.
  3. Mengidentifikasi program intervensi lebih lanjut yang telah dilakukan.

 

KERANGKA KONSEP

C. MANFAAT

  1. Dapat mengetahui kesesuaian kurikulum dan penyelenggaraan pelatihan dengan perkembangan keadaan
  2. Dapat mengetahui relevansi program pelatihan dengan kebutuhan peningkatan kinerja operasional
  3. Sebagai bahan masukan untuk merumuskan kebijakan pengembangan SDM kesehatan di wilayahnya.

D. METODE

Metode pengumpulan data evaluasi pasca pelatihan (EPP) disesuaikan dengan kompetensi yang akan dilihat di tempat kerja mantan peserta latih yang meliputi :

  1. Ranah pengetahuan diketahui dengan test tertulis, wawancara dan FGD
  2. Ranah keterampilan dengan metode observasi dan cek dokumen
  3. Ranah sikap dengan metode wawancara dengan pihak ketiga (pimpinan, teman sekerja dan bawahan)

E. UNSUR EPP

Unsur utama EPP :

  1. Peningkatan pengetahuan mantan peserta latih
  2. Penerapan keterampilan yang didapat dari pelatihan dan penerapan di tempat kerja
  3. Kepuasan atasan, bawahan serta teman sejawat atas hasil kerja, serta perubahan sikap setelah

Unsur pendukung EPP :

  1. Faktor lain yang mempengaruhi penerapan kompetensi seperti : kebijakan, prosedur kerja, ketersediaan sarana, alat, bahan serta biaya.
  2. Kurikulum dan proses, sebagai bahan untuk mengidentifikasi kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan di lapangan.

F. RESPONDEN

Responden utama EPP adalah mantan peserta latih yang telah mengikuti pelatihan Bidan Poskesdes untuk mendukung Desa Siaga pada tahun 2008, dan responden pendukung adalah atasan (kepala desa dan pimpinan Puskesmas)dan rekan kerja. Jumlah responden 20 orang.

G. LOKASI PELAKSANAAN

Kabupaten Katingan di Puskesmas Kasongan dan Puskesmas Kereng Pangi

H. BIAYA

Biaya di bebankan pada anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2009

II. PROSES KEGIATAN EVALUASI PASCA PELATIHAN BIDAN POSKESDES UNTUK MENDUKUNG DESA SIAGA

A. RAPAT PERSIAPAN

  1. Bapelkes Provinsi Kalimantan Tengah menyusun draft Surat Keputusan Tim evaluasi pasca pelatihan bidan Poskesdes untuk mendukung Desa Siaga dan draft kerangka acuan.
  2. Surat keputusan diproses untuk disyahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.
  3. Setelah surat keputusan ditandatangani Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan, dibuat Surat Tugas oleh Kepala Bapelkes Provinsi Kalimatan Tengah.
  4. Tim mengadakan rapat di Bapelkes Provinsi Kalimantan Tengah untuk membahas Kerangka Acuan dan mendapatkan kesepakatan jadwal kegiatan evaluasi pasca pelatihan bidan poskesdes untuk mendukung desa siaga.

B. PENYUSUNAN INSTRUMEN

Instrumen disusun dengan langkah kegiatan sebagai berikut :

  1. Tim mempelajari kurikulum pelatihan Bidan Poskesdes untuk mendukung Desa Siaga yang di pakai pada waktu pelatihan.
  2. Mempelajari tujuan pelatihan Bidan Poskesdes, sebagai dasar dalam pembuatan instrumen.
  3. Instrumen juga di buat berdasarkan dari Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dibuat peserta pada waktu hari terakhir pelatihan.
  4. Instrumen dibuat untuk melihat perubahan performance mantan peserta latih sebagai implementasi dari pelatihan yang telah diikuti.

C. PENGUMPULAN DATA

Kegiatan pengumpulan data adalah sebagai berikut :

  1. Tim mengirim surat dan menemui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan Tim.
  2. Surat juga dikirimkan ke kepala Puskesmas tempat tujuan agar pihak Puskesmas dapat mengundang bidan Poskesdes dan kepala desa terlebih dahulu.
  3. Mantan peserta latih (bidan Poskesdes) dikumpulkan di aula Puskesmas, kemudian dilakukan wawancara.
  4. Untuk cros chek keabsahan informasi yang diberikan mantan peserta latih, tim melakukan wawancara dengan kepala desa dan  pimpinan Puskesmas serta rekan sejawat.
  5. Dilakukan focus group diskusi semua bidan Poskesdes, kelapa desa dan pimpinan Puskesmas serta penangungjawab Poskesdes di Puskesmas.

D. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Data yang diperoleh diolah secara kualitatif dan dianalisa secara deskriftif.

Kegiatan evaluasi pasca pelatihan bidan poskesdes untuk mendukung desa siaga :

  1. Rapat persiapan di Bapelkes Provinsi Kalimantan Tengah
  2. Penyusunan instrumen di Bapelkes Provinsi Kalimantan Tengah.
  3. Pengumpulan data dilaksanakan di Puskesmas Kereng Pangi Kecamatan Kereng Pangi, Kabupaten Katingan.
  4. Pengolahan dan analisa data di Bapelkes Provinsi Kalimantan Tengah
  5. Paparan hasil di Bapelkes Provinsi Kalimatan Tengah
  6. Editing di Bapelkes Provinsi Kalimatan Tengah

III. HASIL KEGIATAN EVALUASI PASCA PELATIHAN BIDAN POSKESDES UNTUK MENDUKUNG DESA SIAGA

Bidan Poskesdes yang pernah mengikuti pelatihan bidan Poskesdes di Kabupaten Katingan yang hadir  adalah dari Puskesmas Kasongan 2 orang dan dari Puskesmas Kereng Pangi ada 3 orang.

A. GAMBARAN UMUM KEBERHASILAN POSKESDES

  1. Komponen Umum Poskesdes
Komponen Umum PoskesdesDs. Talian KerengDs. HampalitDs. Banut KalanamanDs. Tumbang LitingDs. Telangkah
1. Jumlah kader poskesdes aktif3 orang2 orang1 orang2 orang4 orang
2. Tenaga kesehtan lain di PoskesdesAda (perawat)TidakAda (perawat)TidakAda (perawat)
3. Peralatan kesehatan dan obat di PoskesdesKurangSangat kurangSangat kurangKurangSangat kurang
4. Tempat kegiatan pelayanan di PoskesdesAdaAda / PustuAda/PustuAdaAda/Pustu
5. Dana operasional PoskesdesTidakAda/dinkesTidakAda/dinkesAda/ Dinkes
6. Data catatan jumlah bayi, jumlah kematian dllAdaAdaAdaAdaAda
7. Usaha kesehatan bersumber masyarakat/UKBMPosyandu balitaPosyandu balitaPosyandu balita-Posyandu balita-Posyandu lansia-Ambulan desa-Tabulin-Tabungan balita

-Tabungan jamban

-Bapak siaga

Posyandu balita

2. Komponen Cakupan Pelayanan

Komponen Cakupan PelayananDs. Talian KerengDs. HampalitDs. Banut KalanamanDs. Tumbang LitingDs. Telangkah
1. Cakupan ibu hamil7 orang6 orang4 orang62 %12 orang
2. Cakupan persalinan oleh bidan6 orang6 orang4 orang50 %12 orang
3. Cakupan kunjungan neonatus6 orang6 orang4 orang50 %12 orang
4. Cakupan BBLR yang dirujuk
5. Jumlah bayi dan balita BB tdk naik ditangani
6. Jumlah balita Gakin umur 6 – 24 bulan dapat MP-ASI
7. Cakupan imunisasi90 %6 orang4 orang80 %12 orang
8. Cakupan pelayanan gawat darurat dan KLB
9. Cakupan keluarga yang memiliki jamban100 %100 %10 RT23,66 %647 orang
10.  Cakupan keluarga binaan sadar gizi200 KK217 KK / 56 %651 orang
11.  Cakupan keluarga menggunakan garam beryodium100 %100 %200 KK100 %651 orang
12.  Cakupan rumah tangga PHBS100 %100 %200 KK100 %651 orang
13.  Jumlah kasus kesakitan akibat penyakit menular3 orang
14.  Jumlah kasus kematian akibat penyakit menular

3. Komponen Kegiatan Poskesdes

Komponen Kegiatan PoskesdesDs. Talian KerengDs. HampalitDs. Banut KalanamanDs. Tumbang LitingDs. Telangkah
1. Forum masyarakat desa membahas PoskesdesTidakTidakPernahPernahTidak
2. Sistem kegawatdaruratan dan penanggulangan bencana di desaYaYaTidakTidakYa
3. Sistem surveilans berbasis masyarakat desaTidakYaTidakYaya

4. Indikator keberhasilan program Poskesdes

Kuesioner di ajukan kepada pimpinan Puskesmas, dan dari data diperoleh :

  1. Jumlah Poskesdes di wilayah kerja Puskesmas Kereng Pangi 1 buah dan di wilayah Puskesmas Kasongan 1 buah.
  2. Poskesdes yang aktif menjalankan program pelayanan di wilayah kerja Puskesmas Kereng Pangi 1 buah dan di wilayah Puskesmas Kasongan 1 buah.
  3. Sumber dana pembentukan Poskesdes : bantuan pemerintah dan swadaya masyarakat
  4. Dampak adanya Poskedes terhadap program pelayanan Puskesmas :
  • Sistem pencatatan dan pelaporan lebih baik
  • Pencegahan dan penanganan kasus lebih baik
  • Meningkatnya cakupan hasil program kegiatan
  • Pelayanan ibu melahirkan sudah di layani petugas kesehatan.
  1. Dampak peningkatan penemuan kasus kejadian luar biasa/KLB : sistem pencatatan dan pelaporan kasus serta penanganan kasus lebih baik
  2. Kunjungan ibu hamil ke petugas kesehatan meningkat : adanya peningkatan kunjungan ibu hamil
  3. Jumlah kasus kematian ibu dan bayi  / balita gizi buruk tidak ditemukan
  4. Bentuk pembinaan/monitoring yang dilakukan Puskesmas terhadap Bidan Poskesdes adalah bimbingan teknis pelaksanaan desa siaga dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

5. Dukungan kepala desa/aparat desa terhadap Poskesdes

Komponen Kegiatan PoskesdesDs. Talian KerengDs. HampalitDs. Banut KalanamanDs. Tumbang LitingDs. Telangkah
1. Forum masyarakat desa membahas PoskesdesTidakTidakPernahPernahTidak
2. Sistem kegawatdaruratan dan penanggulangan bencana di desaYaYaTidakTidakYa
3. Sistem surveilans berbasis masyarakat desaTidakYaTidakYaya

B. HASIL ANALISA KEBERHASILAN BIDAN POSKESDES

1. Identifikasi retensi dari peningkatan /perubahan dari mantan peserta latih yang diperoleh selama pelatihan :

a.  Ada bidan yang merangkap, bertanggung jawab terhadap desa tapi bekerja di Puskesmas induk.

b. Bidan desa yang bekerja di Poskesdes sudah berupaya untuk mengubah perilaku masyarakat yang kurang sesuai dengan kesehatan, namun terbentur dengan masalah sosial budaya dan ekonomi.

2. Adanya komitmen mantan peserta latih dalam mengaplikasikan konsep/tools yang didapat selama pelatihan :

a. Bidan bekerja di Puskesmas Pembantu tetapi tetap melaksanakan konsep Poskesdes yang diterima saat pelatihan.

b. Bidan dan kader yang bekerja di Poskesdes  perlu mendapat perhatian terutama dukungan sarana dan prasarana Poskesdes.

c. Rencana tindak lanjut selama pelatihan tidak semua dapat dilaksanakan, namun bidan tetap memberikan pelayanan  yang optimal.

3. Kemampuan mantan peserta latih dalam menjalankan tugas dan fungsinya di tempat tugas :

a. Bidan desa yang dilatih sudah mampu menerapkan prinsip-prinsip pelayanan sesuai dengan pelatihan.

b. Perlu adanya tindak lanjut dukungan dari aparat desa atau kelurahan tempat bidan bertugas untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya

c. peserta di tempat tugas lebih meningkat, terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

d. Kegiatan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan bidan untuk merubah perilaku masyarakat, meliputi : kebiasaan merokok, kadarzi, jamban keluarga dan perkawinan usia muda.

4. Hambatan yang timbul dalam melaksanakan  tugas dan fungsi bidan Poskesdes serta terindentifikasinya program intervensi lebih lanjut yang diperlukan :

a. Ada desa yang belum terbentuk Poskesdes karena bidan baru pindah ketempat desa tersebut.

b. Adanya wilayah yang luas sehingga jangkauan Poskesdes juga luas, dan kesulitan dalam mengelola kegiatan Poskesdes.

IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN

  1. Ada bidan yang merangkap, bertanggung jawab terhadap desa tapi bekerja di Puskesmas induk.
  2. Bidan desa yang bekerja di Poskesdes sudah berupaya untuk mengubah perilaku masyarakat yang kurang sesuai dengan kesehatan, namun terbentur dengan masalah sosial budaya dan ekonomi.
  3. Bidan bekerja di Puskesmas Pembantu tetapi tetap melaksanakan konsep Poskesdes yang diterima saat pelatihan.
  4. Rencana tindak lanjut selama pelatihan tidak semua dapat dilaksanakan, namun bidan tetap memberikan pelayanan  yang optimal.
  5. Bidan desa yang dilatih sudah mampu menerapkan prinsip-prinsip pelayanan sesuai dengan pelatihan.
  6. Kemampuan peserta di tempat tugas lebih meningkat, terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
  7. Kegiatan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan bidan untuk merubah perilaku masyarakat, meliputi : kebiasaan merokok, kadarzi, jamban keluarga da perkawinan usia muda.
  8. Ada desa yang belum terbentuk Poskesdes karena bidan baru pindah ketempat desa tersebut.
  9. Adanya wilayah yang luas sehingga jangkauan Poskesdes juga luas, dan kesulitan dalam mengelola kegiatan Poskesdes.

B. SARAN

  1. Bidan dan kader yang bekerja di Poskesdes  perlu mendapat perhatian terutama dukungan sarana dan prasarana Poskesdes.
  2. Perlu adanya tindak lanjut dukungan dari aparat desa atau kelurahan tempat bidan bertugas untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya
  3. Perlu adanya pelatihan kader Poskesdes, sehingga kader dapat lebih opyimal membantu kegiatan Poskesdes.

DAFTAR  PUSTAKA

Badan Diklat Propinsi Jawa Timur. Monitoring dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan (Modul Management of Training). Badan Pendidikan dan Pelatihan Propinsi Jawa Timur, Surabaya, 2002.

Lembaga Administrasi Negara RI. Metode Pengukuran dan Instrumen Penelitian (Bahan Ajar Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya). Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta, 2003.

Nana Sudjana & Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algesindo,Bandung, 2004.

Purwanto dan Atwi Suparman. Evaluasi Program Diklat. STIA, LAN, Jakarta, 1999.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *