Contoh kasus akuntansi basis akrual di pemda : Berikut ini disajikan data yang terdapat di Pemko Batam yaitu SKPD A yang mulai ada kegiatan pada tanggal 1 Januari 2013. SKPD A dibentuk pada akhir tahun 2012 dan menempati sebidang tanah dan bangunan yang didalamnya telah diisi dengan peralatan dan mesin yang lengkap. Menurut dokumen pembelian, harga perolehan tanah sebesar Rp 1.000.000.000,- bangunan Rp. 2.000.000.000,00 serta peralatan dan mesin Rp300.000.000,00. Selanjutnya dalam Tahun 2013 telah terjadi transaksi sebagai berikut :
a. Bendahara pengeluaran menerima SP2D Uang Persediaan(UP) sebesar Rp 5.000.000,-
b. Surat Ketetapan Retribusi yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 150.000.000,-
c. Setoran retribusi yg sudah di-SKP-kan sebesar Rp.120.000.000,- telah disetorkan langsung ke KasDa
d. SKPD A menerima pendapatan retribusi yg tdk diterbitkan Surat Ketetapan retribusi sebesar Rp 80.000.000,-
e. Bendahara Penerimaan menyetorkan uang ke Kasda Rp 80.000.000,00
f. Dibayar gaji dan tunjangan Rp.20.500.000.00 dengan LS
g. SKPD A membeli Alat Tulis Kantor (5.2.2.01.01) senilai Rp 800.000,00 dan dibayar dengan UP
h. SKPD A membeli obat-obatan (5.2.2.02.04) senilai Rp 13.000.000,00 dan dibayar dengan SP2D LS
i. SKPD A membeli mobil ambulan (5.2.3.03.10) yang dilengkapi dengan alat kesehatan untuk keperluan darurat senilai Rp 275.000.000 dengan SP2D LS (abaikan pajak)
j. Realisasi belanja barang dan jasa untuk ATK yang dibayar secara LS sebesar Rp 20.000.000 berdasarkan SP2D-LS Belanja Barang dan Jasa
k. Bendahara Pengeluaran menyetorkan sisa UP Rp 4.200.000,00
1. Pencatatan pada Unit Akuntansi Finansial
Pada dasarnya basis akrual untuk akuntansi pemerintahan memunculkan dua proses pencatatan, yaitu pencatatan transaksi pada unit akuntansi finansaial dan pencatatan transaksi pada unit akuntansi pelaksanaan anggaran.
Unit akuntansi finansial melakukan proses pencatatan menggunakan persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:
Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas Dana dan Pendapatan LO
Persamaan tersebut diaplikasikan dengan disiapkan Rekening/akun untuk mendukung sistem akuntansi yaitu akun aset, akun kewajiban, akun ekuitas, akun pendapatan LO serta akun beban LO.
Berdasarkan data di atas, unit akuntansi ini akan membuat jurnal atas saldo awal, transaksi selama tahun berjalan serta data penyesuaian pada akhir tahun. Jurnal yang dibuat oleh Unit Akuntansi Finansial tampak sebagai berikut :
a.
Tanah Kantor 1.000.000.000
Bangunan Kantor 2.000.000.000
Peralatan dan mesin 300.000.000
Ekuitas Dana-Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 3.300.000.000
b.
Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000.000
RK-PPKD 5.000.000
c.
Piutang Retribusi 150.000.000
Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 150.000.000
d.
RK-PPKD 120.000.000
Piutang Retribusi 120.000.000
e.
Kas di Bendahara Penerimaan 80.000.000
Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 80.000.000
f.
K-PPKD 80.000.000
Kas di Bendahara Penerimaan 80.000.000
g.
Beban Gaji dan Tunjangan 20.500.000
RK-PPKD 20.500.000
h.
Beban Barang-ATK 800.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 800.000
i.
Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan 13.000.000
RK-PPKD 13.000.000
j.
Peralatan dan mesin 275.000.000
RK-PPKD 275.000.000
k.
Beban Barang-ATK 20.000.000
RK-PPKD 20.000.000
l.
RK-PPKD 4.200.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 4.200.000
m.
Persediaan 600.000
Beban Barang-ATK 600.000
n.
Beban jasa 5.300.000
Utang Beban Barang dan Jasa 5.300.000
o.
Beban Penyusutan Aset Tetap 50.000.000
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 50.000.000
Neraca Saldo Berbasis Akrual pada PEMDA
Jika jurnal-jurnal tersebut diposting ke buku besar dan selanjutnya disusun neraca saldo maka neraca saldo basis akrual tersebut akan tampak pada Tabel berikut ini:
PEMERINTAH KOTA BATAM
SKPD A
NERACA SALDO
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
(DALAM RUPIAH)
Dari neraca saldo di atas akan disusun Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas serta Neraca Satuan Kerja Perangkat Daerah. Laporan Operasional yang disusun berdasarkan neraca saldo sebagai berikut:
Laporan Operasional Basis Akrual PEMDA
Laporan Operasional (LO) pada basis akrual pemda menyajikan informasi mengenai pendapatan yang diperoleh oleh SKPD selama tahun berjalan, Beban operasional yang meliputi Beban gaji dan tunjangan, Beban Barang ATK, Beban Barang dan Jasa Obat-obatan, Beban Jasa serta Beban Penyusutan. Jika jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban operasional, maka selisihnya disebut Surplus Operasional. Sebaliknya jika Pendapatan Operasional lebih kecil daripada Beban Operasional selisihnya disebut defisit Operasional.
Contoh Laporan Operasional berbasis akrual pada PEMKO Batam dapat disajikan sebagai berikut:
PEMERINTAH KOTA BATAM
SKPD A
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
(DALAM RUPIAH)
Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 230.000.000
Beban Operasional :
Beban Gaji dan Tunjangan 20.500.000
Beban Barang-ATK 20.200.000
Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan 13.000.000
Beban jasa 5.300.000
Beban Penyusutan 50.000.000
Jumlah Beban operasional 109.000.000
Surplus (defisit) Operasional 121.000.000
Selanjutnya disusun Laporan Perubahan Ekuitas.
Laporan Perubahan Ekuitas Basis Akrual PEMDA
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) ini menyajikan informasi mengenai Ekuitas pada awal tahun, surplus atau defisit operasional tahun yang bersangkutan, Dampak Perubahan Kebijakan/Kesalahan Akuntansi, dan lain-lain serta ekuitas akhir.
persamaan akuntansi : “Aset = Kewajiban + Ekuitas”
Dalam akuntansi double entry, jika aset bertambah maka penambahan aset akan diikuti oleh kenaikan kewajiban atau kenaikan ekuitas.
Contoh Laporan perubahan ekuitas berbasis akrual di PEMKO Batam SKPD A:
PEMERINTAH KOTA BATAM
SKPD A
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
(DALAM RUPIAH)
Ekuitas awal tahun 3.300.000.000
Surplus operasional 121.000.000
Ekuitas akhir tahun 3.421.000.000
Penyajian di atas dimaksudkan untuk menyajikan informasi bahwa sebenarnya secara operasional, SKPD A pada PEMKO BATAM menghasilkan surplus sebesar Rp 121.000.000,- sehingga ekuitas dari SKPD A menjadi Rp 3.421.000.000,-.
Namun karena semua penerimaan dan pengeluaran anggaran harus melalui Kas Umum Daerah, maka ekuitas dana SKPD A menjadi Rp 3.550.300.000,- yaitu saldo ekuitas akhir di laporan perubahan ekuitas Rp.3.421.000.000,-. ditambah saldo kredit rekening RK-PPKD yaitu Rp. 129.300.000,-. (lihat neraca)
Saldo ekuitas akhir sebesar Rp3.550.300.000,00 dapat dilihat di neraca SKPD A. Saldo ini tentu harus sama dengan total aset dikurangi dengan kewajiban SKPD A per 31 Desember 2013. Neraca SKPD A per 31 Desember 2013 dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:
PEMERINTAH KOTA BATAM
SKPD A
NERACA
PER 31 DESEMBER 2013
(DALAM RUPIAH)
Perlakuan di atas juga sesuai dengan SE-BAKD-316 bahwa saldo akun RK-PPKD dilaporkan sebagai bagian dari Ekuitas Dana. Akun RK-PPKD merupakan akun pembantu ekuitas yang terkait dengan pelaksanaan anggaran. Dengan demikian jika pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran telah disetujui oleh Bendahara Umum Daerah, jumlah pendapatan dan belanja serta UP dan TUP sudah dipertanggungjawabkan maka saldo akun RK-PPKD harus dikoreksi terhadap akun ekuitas.
Untuk mengetahui jumlah yang sudah dipertanggungjawabkan dan untuk keandalan informasi yang dihasilkan, maka perlu dilakukan rekonsiliasi antara Unit Akuntansi Finansial dengan Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran bahkan dengan Bendahara Umum Daerah.
Dipindahkannya jumlah yang sudah dipertanggungjawabkan ke ekuitas juga agar neraca SKPD menggambarkan adanya hubungan antara jumlah aset yang dikuasai oleh suatu SKPD dengan kewajiban dan ekuitas SKPD yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan PSAP 01 berbasis akrual Lampiran I PP 71 tahun 2010, paragraph 84 Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.
Pada artikel selanjutnya kita akan belajar proses pencatatan pada unit akuntansi pelaksanaan anggaran.