Benci memang menjadi salah satu sifat dasar manusia, benci dan rindu adalah dua hal yang bisa jadi hanya waktu yang membatasinya. terkadang si sutau waktu kita benci kepada seseorang dan terkadang kita juga rindu terhadap orang yang kita benci. Apakah kelima cara itu ?, Ambilah contoh ;
* seseorang yang perbuatannya tercela tetapi ucapannya tidak.
Andaikan seorang bikkhu yang mengenakan jubah terbuat dari kain kasar
melihat selembar kain kasar tergeletak di jalan, ia akan membentangkan kain itu. Dan mencoba memanfaatkan kain itu dengan sebaik-baiknya, baru kemudian akan melanjutkan perjalanannya. Demikian pula, terhadap seseorang yang perbuatannya tercela tapi ucapannya tidak. Jangan hiraukan perbuatannya. Sebagai gantinya, ingatlah ucapannya yang tidak tercela.
* Dan terhadap seseorang yang ucapannya tercela tapi perbuatannya tidak, bagaimana kebencian itu disingkirkan ?
Andaikan seseorang, yang tersiksa karena kepanasan, oleh panas yang berlebihan, lelah dan haus mendapati sebuah kolam yang dipenuhi tumbuhan air, lumut, dan lumpur. Ia akan memasukan kedua tangannya kedalam air menyibakan tumbuhan air yang ada. Dan mengambil air dengan kedua tangannya, minum dan kemudian segar. Demikian pula terhadap seseorang yang ucapannya tercela tapi perbuatannya tidak, jangan hiraukan ucapannya. Sebagai gantinya, pikirkanlah perbuatannya yang tidak tercela.
* Dan bagaimana terhadap seseorang yang tercela, baik ucapan maupun perbuatannya, tetapi batinnya tenang dan bersih sepanjang waktu ?
Andaikan seseorang, tersiksa kepanasan, lelah dan haus. Mendapati genangan air pada jejak kaki kerbau di tanah, dan kemudian berpikir “ ada genangan air pada jejak kaki kerbau di tanah, tapi jika aku menggunakan kedua telapak tanganku ataupun dengan cangkir, lumpurnya akan teraduk dan air itu menjadi tidak mungkin diminum. Bagaimana jika aku merangkak, menundukan kepala dan minum seperti seekor kerbau ? “ , maka iapun melakukan itu. Demikian pula terhadap seseorang yang tercela, baik ucapan maupun perbuatannya tetapi batinnya tenang dan bersih sepanjang waktu, jangan hiraukan ucapan dan perbuatannya. Ingatlah hanya kebersihan dan ketenangan batinnya.
* Dan bagaimana terhadap seseorang yang tercela, baik ucapan maupun perbuatannya, dan tidak memiliki batin yang tenang dan bersih ?
Andaikan seseorang yang sedang sakit dan sangat menderita berjalan di sepanjang jalan yang jauh dari desa, baik di depan maupun di belakangnya, tanpa persediaan makanan, obat atau pertolongan, atau petunjuk ke desa terdekat. Jika ada orang lain yang melihatnya, orang lain itu akan merasa iba, dan berkata pada dirinya sendiri. “ orang itu harus mendapat pertolongan atau ia akan mendapat celaka “. Demikian pula terhadap orang yang tercela baik ucapan maupun perbuatannya dan tidak mempunyai batin yang bersih dan tenang, sangat perlu sekali dikasihani, diberi simpati, dan seharusnya berpikir Orang malang itu seharusnya menghentikan keburukan dan mengembangkan kebajikan, atau setelah meninggal, ia akan bertumimbal lahir di alam yang menderita”.
* Dan bagaimana terhadap orang yang ucapan dan perbuatannya tidak tercela serta memiliki batin yang bersih dan tenang, bagaimana kebencian seharusnya disingkirkan ?
Andaikan seseorang menderita karena kepanasan, haus dan lelah, mendapati sebuah kolam yang berisi air sejuk, jernih, dan terasa manis, dengan tempat beristirahat yang nyaman di bawah naungan pohon-pohon. Ia akan terjun ke dalam kolam dan mandi, minum, lalu keluar dari kolam dan berbaring di bawah keteduhan pohon-pohon. Demikian pula terhadap orang ini, pikirkanlah kebajikan dan batinnya yang tenang dan bersih.